Pencerahan
Pada jam istirahat yang cukup singkat ini, mungkin hanya sekitar 45 menit, aku gunakan untuk membaca pesan dari Zahira..
Beginilah pesannya . ..
Akhir-akhir ini jarang sekali aku menyambut mentari dengan semangat dan riang gembira. Tak peduli cuaca, pagiku selalu mendung. Semakin lama, tujuanku semakin buyar. Seringkali aku berdalih mencari makna dalam kesendirian, padahal sedang membiarkan waktu lewat begitu saja. Dalam kesendirian menyibukkan diri mendengar pesan peringatan, yang nyatanya tak membuat tujuan hidup semakin jelas. Kesalahan terbesar dalam hidupku adalah terlalu memanjakan diri dengan dalih menjeda. Iyah sih bener, setiap manusia butuh jeda dalam hidupnya, tapi sepertinya aku terlalu sering menjeda. Setiap kata dalam kalimat butuh jeda, antar paragraf dalam sebuah cerita juga butuh jeda, tapi proporsional, jika berlebihan tidak akan enak dipandang.
Ada satu hal yang pada akhirnya membuatku meneruskan perjalanan. Tidak ada siapapun termasuk Tuhan yang akan membuatku sampai kepada tujuan selain langkah kakiku sendiri. Tuhan dan orang lain hanya akan melihat dan menguji, selainnya bergantung kepada diriku sendiri.
Satu hari yang lalu, aku meragukan tujuanku, “Apakah aku tetap melanjutkan perjalanan ke rumah itu setelah aku tau rumah itu kotor dan jelek?”. Lalu aku kehilangan arah dan memutuskan untuk menjeda. Lalu pagi ini, segala keraguan lenyap Bun!. Menurutku, setelah aku tahu rumah itu kotor dan jelek bukan berarti aku harus memutar balik, melainkan maju melanjutkan perjalanan dan bersiap untuk membersihkan dan memperindah rumah itu.
Bismillah, perjalanan dimulai…
Komentar
Posting Komentar