Mentari

Tidak peduli seberapa banyak orang yang menantikannya, Ia selalu datang dengan keindahan dan kehangatan. Tak peduli cuaca, ia akan tetap menyapa semua emosi yang menghampiri. Kepulangannya tak menyisakan kesedihan karena ia mengutus malam menyelimuti sepi dalam diri. Dimanapun kaki kita berpijak, ia sama-sama tetap akan berpamit pulang. Pada intinya ia datang dan pergi, tak peduli apakah kita menyambut dan melepaskannya. Mengapa kita harus menyambut dan melepaskan kepergiannya? Bukankah itu tidak penting baginya? Betul sekali, sambutan dan pelepasan baginya tidak penting. Penyambutan dan pelepasan mentari bukan karena bentuk apresiasi atas jasa Si Mentari melainkan hanya kepuasan sendiri. Bukankah itu sungguh egois? Tidak, bagi orang yang mau berpikir. Seharusnya kita bisa meraskan Dzat yang Maha dalam matahari yang terbit dan tenggelam. Berikut ini adalah kepergiannya yang sempat aku abadikan.