Trip ke Tumpak Sewu
Hai, mau nyarios heula perjalanan aku ke Tumpak Sewu.
Tumpak Sewu/Coban Sewu adalah air terjun yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Seringkali orang menyebutnya Niagaranya orang Jawa Timur. Perjalananku menuju air terjun ditemani oleh seorang tour guide lokal yang merangkap sebagai fotografer. Pertama, aku memulai perjalanan menuju panorama. Panorama adalah sebuah tempat dimana kita bisa melihat air terjun dari tampak atas. Di sini disediakan menara kecil untuk mengambil foto dari sudut pandang yang menarik. Tetapi jika datang terlalu pagi, air terjun tidak terlihat karena masih tertutup kabut ahaahah. Amannya dateng ke tempat ini sekitar pukul 8 pagi, jadi bisa melihat indahnya Coban Sewu dari tampak atas. Andaikan aku bisa ngelihat air terjun itu dari panorama, pasti indah banget. But it's okay ngelihat kabut juga udah sesuatu hal yang baru bagi aku.
Setelah menunggu kurang lebih 30 menit dan kabut enggan pergi, lalu aku
putuskan untuk langsung cuss ke air terjun. Jalannya cukup licin karena
malam sebelumnya hujan mengguyur cukup deras. Terlihat aku berjalan
sangat lambat dan berhati-hati, takut terpeleset euy. Katanya, jenis
tanah di sana mudah sekali menyerap air dan mudah sekali kering jika
terpapar sinar matahari. Paling aman pake sandal gunung mengingat
jalanannya licin dan curam. Awalnya aku mau pake sepatu olahraga karena
hanya itu satu-satunya sepatu yang aku bawa. Tetapi karena
bisikan-bisikan para tour guide akhirnya aku meninggalkan
sepatuku dan membeli sendal jepit. Ternyata, saat menuruni jalan
setapak, aku tidak sanggup untuk berjalan tanpa sepatu. Akhirnya, aku
melepas sendal dan menggantinya dengan sepatu. Jalan menuju air terjun
aku bilang lumayan extreme yah. Bisa dibilang setiap jalan yang diturunin itu kayak rintangan.
Jembatan besi licin dengan pegangan tambang, setapak tanah dengan
pegangan akar pohon, sungai - sungai kecil dan sungai berarus deras
dengan pegangan tali untuk menyeberanginya. Setelah berjalan sekitar 1.5
jam melewati jalan yang waaww itu, akhirnya aku sampai di coban Sewu.
Sebuah air terjun yang indah dan megah (eheh, karena ini kali kedua aku liat air terjun). Air terjunnya mengeliling seperti tirai. Ketika kita berdiri tepat ditengah, kita seperti ada di lembah raksasa. Seperti berada pada lembah yang di keliling oleh 1/2 tirai air terjun dan 1/2 tebing. Sebuah pemandangan yang dulu hanya aku bisa lihat di lukisan kamar dan yang aku pikir itu hanya sekadar lukisan ternyata benar adanya. Aku benar sedang berada di sana. Menikmati tirai-tirai air yang jatuh dengan derasnya, menikmati suara airnya, menikmati sejuk udaranya, dan menikmati percikan air yang terbang mengenai badan. Fantastic! Setelah puas menikmati air terjun, perjalanan dilanjut ke Tebing Nirwana.
Dari Tebing Nirwana, lanjut ke Telaga Biru, Sebuah telaga yang dalamnya kurang dari 1 meter dan berwarna biru. Birunya tidak terlihat pada seluruh telaga yah, birunya itu terlihat pada titik-titik jatuhnya air aja. Di sini kalian bisa mandi dan bermain - main air. Menikmati badan terhantam tekanan air dari air terjun kecil sambil menatap ke langit yang dikelilingi hijaunya pepohonan. Suara arus air dari atas menambah otak semakin fresh. Di sini, segala kepenatan kota dijamin ilang deh.
Puas mandi di telaga Biru, lanjut perjalanan di Goa Tetes. Perjalan ke Goa Tetes terasa sangat melelahkan karena hanya menggunakan energi yang masih tersisa. Suasana yang terik tetapi sejuk, membuatku bisa menikmati perjalan itu. Goanya indah, memesona, sayangnya tidak sempat aku mengambil gambar karena sudah terlalu lelah. Ini sedikit cuplikannya.
Lalu perjalanan pulang menuju tempat penginapan.
Dengan pakaian yang masih basah aku langsung memesan nasi pecel dan es susu. Setelah dihidangkan, langsung aku lahap. Yang aku makan hanya nasi pecel, tapi aku merasakan kenikmatan yang sudah lama tak kurasakan. Memang benar, makanan yang nikmat tidak ditentukan oleh seberapa sederhana atau mewahnya makanan, tapi lebih kepada jiwa kita (sok sok an jiwa, bilang aja laper).
Komentar
Posting Komentar