Menunggu Dr. Tolhas
Aku percaya bahwa karma itu ada walapun niat kita sama sekali tidak buruk. Lingkungan luar dengan berbagai macam atmosfernya, membuat hujan yang dirindukan para petani menjadi bencana bagi para penghuni kolong jembatan. Semua bergantung bagaimana kondisi kita saat itu, dan bagaimana pula sikap kita menerima hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Terkadang kita tidak paham dengan kata yang tidak ada unsur selain keburukan, ternyata diterima orang lain dengan respon negatif. Seperti aku yang pernah berkata "disetir", lalu ada orang lain yang menerimanya sebagai inputan negatif.
Sebetulnya, aku cuma mau nulis kalo semisal terkadang kita mikir kenapa sih gini doang ko orang bisa sebegitu kesalnya? Atau kenapa sih orang bisa berlaku demikian? Intinya kita bertanya2 terhadap suatu hal. Nah nanti, semesta dengan caranya sendiri akan membawa kita di posisi yang sebelumnya kita bertanya2 thd sikap seseorang.
Sedikit bercerita, dulu karena saking paniknya udah mau telat, aku ga cek plat motor Gojek yang aku order. Aku cuma memastikan tempat tujuan. "vivo ya?", Drivernya menjawab, " Iya".. so tunggu apa lagi, "Tancap Pak!".
Belum ada 1/7 perjalanan, Driver sadar kalau dia salah angkut penumpang. Dia menurunkan aku, dia memarahiku, dan lanjut menjemput penumpang yang sesungguhnya. Saat itu, ego aku sedikit luka yah, dengan response pak Driver. But its okay. Semua dah berlalu.
Dan semesta membawaku belajar untuk bisa lebih memahami perilaku orang lain. Baru saja, Driver yang aku order membawa penumpang lain, ahahha. Setelah aku hubungi drivernya, dia memintaku untuk cancel the order dan dia tidak ada niatan untuk langsung kembali menjemput penumpang aslinya! Dalam otakku bergumam, Hhmm, kan sudah tidak bisa di cancel krn di app aku tulisannya sedang jalan bersama driver.
Sikap driver yang barusan aku temui dan membawa penumpang lain kata aku tidak profesional. Dia sudah accept the order, seharusnya dia menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan benar. Ketika dia salah membawa penumpang, etikanya harus minta maaf kepada penumpang asli, dan langsung menuju ke titik penjemputan semula untuk membawa penumpang yang asli.
Aku lebih menyukai sikap bekerja driver yang tempo dulu salah mengangkut penumpang (yaitu aku). Walapun dia marah2 ke aku, its okay, krn memang aku salah. Dan dia balik ke titik penjemputan semula (berniat menjemput penumpang yang sesungguhnya). Nah, ini nih, yang bener. Dia menyelesaikan pekerjaannya dengan benar dan baik. Menurunkan penumpang yg keliru, dan berbalik ke penumpang yang asli..
Entahla, apakah pemikiran ini sudah objektif(?) atau sebenarnya aku sedang berusaha menyelimuti ego sendiri (?)
hanya sedang mengisi waktu, menunggu Pak Tolhas tiba..
Komentar
Posting Komentar