Cerita Tetangga Sebelah
Ah, hampir saja aku meneteskan air mata ketika Ibu itu berkata, "Neng juga cape kan?". Rasa-rasanya pas sekali dengan kondisi hati aku yang sedang lelah dengan pekerjaan.
---
Ia bernama Tita, tetangga baru kosanku yang bekerja sebagai pengasuh bayi dan pekerjaan rumah tangga. Usianya sudah 50 an, tp sekarang ia merantau dari Subang ke Tgr untuk mencari nafkah. Jika kalian bertanya, memangnya suaminya kemana? Ada, suaminya bekerja sebagai kuli beras di pasar, pendapatannya ga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini memaksanya untuk merantau mencari pendapatan lain, berhubung Ia harus mengumpulkan uang untuk pendaftaran sekolah anaknya. " Saya harus mengumpulkan segini neng", Ucapnya sambil menjunjukkan 5 jari tanggannya. "5 juta Bu?", Ucapku. " Iyah", timpalnya..
Aku tebak, sepertinya beliau sedang lelah. Dan benar Ia bercerita, suaminya mengeluh cape harus mengurus anak dan bekerja di pasar. Si Ibu menjelaskan kepada suaminya bahwa Ia juga cape, tapi harus Ia lakukan demi anak- anak. Ia harus mengumpulkan uang untuk pendidikan anaknya. Ia bertanya padaku untuk memdukung jawabannya, Neng juga lelah kan? . Mendengar pertanyaan itu aku tersentuh dan berkaca-kaca. Ia menambahkan, semua pelerjaan pasti cape.
Dari situ, aku menjadi tersadar, aku tidak lelah sendiri. Semua orang ada fasenya merasa lelah. Ga apa-apa. Nikmati saja dan ikhlaskan. Kita butuh jeda dulu dari perjalanan panjang ini.
Jalanlah perlahan, istirahatlah tanpa sungkan
Tak perlu terburu- buru, asalkan jauh dari ketersesatan
Tidak pernah tau akan berapa lama kaki ini harus dilangkahkan
Yang pasti dalam setiap langkah adalah untuk yang menciptakan
Komentar
Posting Komentar