Metode GROW dalam Penetapan Tujuan

Hari ini aku mendapat training dari kantor aku terkait metode penetapan tujuan secara optimal supaya bisa meningkatkan peluang tercapainya tujuan tersebut. Sebetulnya aku sudah pernah mendapatkan materi ini sebelumnya. Beberapa bulan sebelumnya aku melihat training di platform perusahaan terkait dengan Action Coach yang dilakukan oleh trainer di headquarter, CinaSalah satu yang dia sampaikan adalah terkait metode GROW dalam proses coaching. 

Training ini sebetulnya diperuntukan untuk leader-leader di perusahaan, yang mana materi tersebut penting sekali agar mereka bisa mencoaching bawahannya dengan benar. Beruntungnya aku, walaupun bukan leader bisa tetap mendapat training tersebut. Training disampaikan dalam bahasa Mandarin dengan terjemahan bahasa Inggris, dan tentu aku agak kesulitan memahaminya karena aku belum begitu menguasai bahasa Inggris. Tetapi aku cukup paham dengan inti dari apa yang disampaikan.

Metode GROW ini sangat perlu kita tau karena bermanfaat di dunia pekerjaan dan juga di kehidupan sehari-hari. Dalam menjalani hidup, kita tidak bisa lepas dari apa yang namanya tujuan. Tentunya kita semua ingin jika tujuan atau hal yang kita inginkan tercapai, toh? Contoh simpelnya misal kita pengen jadi ASN tahun depan. Nah, gimana tuh supaya tujuan kita tercapai? Karena tidak jarang, kita punya keinginan atau tujuan, tapi keinginan atau tujuan tersebut hanya berhenti pada pemikiran saja. Atau mungkin sudah melakukan action, tapi berhenti di tengah jalan dan tidak dilanjutkan.

Loh, memangnya salah jika berhenti mengejar tujuan yang sudah ditetapkan wel? Tentu tidak ada yang salah, karena hal tersebut adalah pilihan masing-masing orang. Tetapi, kita patut curiga, kenapa tujuan tersebut tidak dilanjut? apakah karena dalam penyusunan tujuan tersebut belum terlalu matang dan asal-asalan atau memang ada hal di luar kendali diri kita membuat perjalanan harus berhenti? 

Jika perjalanan harus terhenti karena proses penentuan tujuannya belum dilakukan seoptimal mungkin, nampaknya kita perlu belajar cara melakukan penetapan tujuan yang optimal supaya apa yang kita inginkan atau impikan menjadi kenyataan. Sehingga mimpi-mimpi kita tidak hanya sekadar tulisan, tetapi berwujud menjadi kenyataan.

 Lalu, gimana cara penetapan tujuan yang optimal wel? Bisa menggunakan metode GROW, GROW adalah akronim dari Goals, Reality, Option, dan Will. Okeh aku coba jelaskan satu-satu yah terkait pemahaman aku terkait hal ini.  Mari kita cekidot wel..

1. GOALS. 

Tujuan adalah sesuatu hal yang kita inginkan atau capai. Tujuan yang kita susun harus mengandung SMART. SMART adalah akronim dari spesific, measurable, achievable, rewarding, timebound. Tujuan yang kita buat harus spesifik. Contoh tujuan yang spesifik: meningkatkan kepuasan karyawan terkait benefit dari perusahaan sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Cukup spesifik bukan? Beda cerita jika tujuan kita hanya ingin meningkatkan kepuasan karyawan terhadap benefit perusahaan. Tujuan tersebut kurang spesifik dan perlu ditambahkan seberapa besar peningkatannya, dan perbandingannya dengan tahun berapa? Tujuan yang spesifik ini membantu kita dalam mengevaluasi terkait sudah atau belumnya tujuan tersebut tercapai.

Spesifik di sini pula artinya dari tujuan besar yang kita miliki, kita bisa bagi tujuan tersebut menjadi tujuan-tujuan kecil mingguan supaya mudah untuk diimplementasikan. Jika tujuan terlalu umum, terkadang tujuan yang sudah kita set tidak membuat kita kemanapun. Aku jadi teringat pada cerita Ignatius Jonan yang berprestasi dalam mentrasformasikan perusahaan KAI menjadi perusahaan yang jauh lebih rapi, teratur, dan juga digital. Ketika melakukan perubahan, beliau juga menjabarkan visi perusahaan tersebut ke hal-hal/tujuan-tujuan kecil yang bisa dimengerti oleh staff terbawah sekalipun.

Selain spesifik, tujuan yang dibuat juga harus mengandung komponen measurable, atau dapat diukur. Setelah menetapkan tujuan yang spesifik, kita perlu memastikan apakah tujuan kita bisa diukur? metode apa yang akan digunakan? Jika tujuan yang sudah kita buat tidak bisa diukur, kita tidak pernah tau apakah tujuan yang sudah ditetapkan di awal sudah sejauh apa dia berjalan, dan tidak pernah tau apakah sudah tercapai atau belum.

Komponen selanjutnya yang perlu ada dalam sebuah tujuan adalah achievable atau dapat dicapai. Di sini kita menganalisa apakah tujuan kita memungkinkan untuk bisa dicapai. Hal ini sangat penting dilakukan agar kita tidak hanya membuat tujuan berdasarkan ambisi belaka dan mengesampingkan faktor lainnya. Jika sedari awal tujuan tersebut sudah jelas tidak mungkin dilakukan, kita tidak perlu merancang action plan untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh : Tujuan aku adalah bisa lolos seleksi BUMN tahun depan. Syarat usia pelamar adalah 26 tahun dan melihat Setelah melihat sekarang usia aku 27 tahun, di sini jelas tujuan ini tidak achievable.

Setelah tujuan kita sudah cukup spesifik, bisa terukur dan mungkin untuk dicapai, tahap selanjutnya adalah kita perlu telisik apakah ada komponen Rewarding dalam tujuan kita. Hal ini terkait dengan apakah tujuan kita itu cukup menjanjikan? Apakah akan cukup bermanfaat untuk kita? Apa yang akan kita dapat? Jika tujuan tersebut tidak cukup mendatangkan manfaat untuk siapapun, kita perlu evaluasi lagi tujuan kita.

Komponen terkahir yang perlu ada dalam sebuat tujuan adalah Time bound. Time bound memiliki arti bahwa tujuan kita harus ada deadlinenya. Kapan tujuan tersebut harus dicapai? Tentunya penentuan deadline ini tidak bisa asal-asalan melainkan harus benar diperhatikan serta harus realistis juga berdasarkan perhitungan.

2. REALITY

Pada tahap ini kita memeriksa dan mencoba menganalisa situasi kita saat ini. Di tahap ini, kita detailkan kondisi-kondisi saat ini yang nantinya berdampak pada cara-cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Contoh pertanyaan yang perlu kita jawab :

Sumber daya apa yang saat ini kita miliki?

Kekuatan apa yang kita miliki?

Apa yang sudah kita pelajari?

Apa saja hal yang sudah kita lakukan?

Dengan melihat kondisi kita saat ini, nantinya di tahap selanjutnya kita bisa menyusun action plan dan strategi berdasarkan kondisi atau realita yang kita miliki saat ini.

3. OPTION

Tahap ini adalah terkait perancangan action plan yang mana berisi opsi-opsi yang bisa dilakukan setelah mempertimbangkan reality atau kondisi kita saat ini. Sedikit menyambungkan dengan action coach, action plan ini disusun oleh mentee. Coach tidak perlu membantu mentee dalam menyusun action plan. Tugas coach hanya membantu mentee dalam memperluas cara berpikir dalam penyusunan action plan. Jenis pertanyaan yang dapat memperluas pemikiran mentee adalah dengan pertanyaan jenis “How Question”.

Tujuan dari mentee harus berpikir dan memformulasikan sendiri action plannya adalah supaya si mentee ini mandiri, memiliki pemikiran yang berkembang, merasa dianggap dan semangat dalam pelaksanaanya karena dirinyalah yang menyusun action plan tersebut.

4. WILL

Will diperlukan agar kita bisa menjalankan action plan kita dengan hati, karena apapun yang dilakukan tidak dengan hati, ada kemungkinan nantinya akan berhenti di tengah jalan dan karena tidak ada gairah untuk melakukan action plannya. Pada tahap ini, kita tanyakan kembali kepada diri kita, dengan action plan yang sudah kita susun apakah kita mau untuk menjalankannya sepenuh hati?

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menguatkan will kita :

- Summarykan kembali hal yang nantinya akan kita capai, dan manfaat apa saja yang akan didapatkan ketika tujuan sudah tercapai.

- Merayakan Kesuksesan jika nantinya tujuan tercapai

-Memberikan afirmasi positif

 

x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perawatan Gigi di RSGM FKGUI

Pengalaman Rekrutment di PT Lion Super Indo

Pengalaman Magang di PT Perkebunan Nusantara VIII