Karat
Kayu, di samping rumah, ditancapkan atau tertancapkan paku. Waktu, menyesakkan, mematikan. Dihujani kesenyapan, terpapar segala prasangka dalam karat. Semesta membantunya, paku itu tercabut. Tapi tersisa lubang dan karat. Beritahu padaku bagaimana mengembalikan kayu itu seperti semula? Ia kehilangan kepercayaan kepada segala mata, tak hanya kepada tangan yang menggenggam palu. Entah, apa ini bentuk sangkalan dalam penerimaan. Masih tersisa ketakutan, apakah ia kan memaku kayu itu kembali? Lagi, ini adalah prasangka yang mulai terbangun. Semesta pun tau, tangan itu tak lagi menggengam palu. Tangannya tlah lembut menyapu segala luka. Tapi lubang dan karat itu terus menggali segala prasangka. Bagaimana hendak melangkah jika selalu disuguhi dengan prasangka. Bagaimana menghadirkan percaya jika lubang dalam kayu masih terbuka. Bagaimana menghadirkan senyuman dalam kerapuhan? Segala tanya dijawab, belum adanya kedewasaan dan kebijaksanaan. Ingatlah bahwa ta...