Postingan

Metode GROW dalam Penetapan Tujuan

Hari ini aku mendapat   training  d ari kantor aku  terkait metode penetapan tujuan secara optimal supaya bisa meningkatkan peluang tercapainya tujuan tersebut . S ebetulnya aku sudah pernah mendap a tkan materi ini sebelumnya. Beberapa bulan sebelumnya aku melihat training di platform perusahaan  terkait dengan Action Coach yang dilakukan oleh trai ner  di headquarte r, Cina .  Salah satu yang dia sampaikan adalah terkait metode GROW dalam proses coaching.  Training ini sebetulnya diperuntukan untuk leader-leader di perusahaan, yang mana materi tersebut penting sekali agar mereka bisa men coaching  bawahannya dengan benar. Beruntungnya aku, walaupun bukan leader bisa tetap mendapat training tersebut. Training disampaikan dalam bahasa Mandarin dengan terjemahan bahasa Inggris, dan tentu aku agak kesulitan memahaminya karena aku belum begitu menguasai bahasa Inggris. T etapi aku cukup paham dengan inti dari apa yang disampaikan. M etode GROW ini sa...

Cerita Tetangga Sebelah

Ah, hampir saja aku meneteskan air mata ketika Ibu itu berkata, "Neng juga cape kan?". Rasa-rasanya pas sekali dengan kondisi hati aku yang sedang lelah dengan pekerjaan.  --- Ia bernama Tita, tetangga baru kosanku yang bekerja sebagai pengasuh bayi dan pekerjaan rumah tangga. Usianya sudah 50 an, tp sekarang ia merantau dari Subang ke Tgr untuk mencari nafkah. Jika kalian bertanya, memangnya suaminya kemana? Ada, suaminya bekerja sebagai kuli beras di pasar, pendapatannya ga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini memaksanya untuk merantau mencari pendapatan lain, berhubung Ia harus mengumpulkan uang untuk pendaftaran sekolah anaknya.  " Saya harus mengumpulkan segini neng", Ucapnya sambil menjunjukkan 5 jari tanggannya. "5 juta Bu?", Ucapku. " Iyah", timpalnya..  Aku tebak, sepertinya beliau sedang lelah. Dan benar Ia bercerita, suaminya mengeluh cape harus mengurus anak dan bekerja di pasar. Si Ibu menjelaskan kepada suaminya b...

Suku Baduy dan Keseimbangan Alam

Gambar
Baduy Dalam merupakan salah satu suku di Indonesia yang terletak di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten . Karakteristik suku Baduy Dalam yang bisa kita lihat dari luar adalah pakaian yang dikenakan selalu berwarna hitam atau putih dan kemanapun perginya pasti berjalan tanpa alas kaki. Orang yang biasa jualan madu dan berpakaian seperti Baduy Dalam belum tentu mereka Baduy Dalam asli. Kita bisa amati, apakah mereka menggunakan sandal? Apakah mereka berjalan atau naik transportasi? Jika menggunakan sandal dan ditemui menggunakan transportasi, brati itu bukan Baduy Dalam. Mungkin orang biasa yang berpakaian seperti Baduy dalam, hehe . Baduy Dalam menolak adanya modernisasi. Penolakan terhadap mondernsisasi ini, dilakukan untuk menjaga keseimbangan dengan alam. Beberapa cara yang mereka lakukan untuk menjaga keseimbangan alam seperti tidak menggunakan listrik, alat transportasi, peralatan rumah tangga yang modern,  dan bahan kimia apapun dalam kehidupan sehari-hari. Peno...

Lamunan di tengah Kemacetan

Seberapa banyak yang kau tahu? Yang kau pahami? Setetes lautan pun tak ada. Lalu mengapa memandang orang lain dari balik awan? Mengapa tak kau sapa mereka di dataran pantai saja? Apakah memandang mereka di ketinggian awan lebih memuaskan?  Sejatinya semua dari kita sama saja. Insan terdampar yang sedang belajar dan mencari jalan pulang. Setiap kita memegang peta dan kompasnya masing-masing. Tapi tantangannya adalah kompas dan petanya ini harus kita temukan sendiri. Setiap orang akan mengatakan kompas dan peta miliknya lah yang benar. It's okay.. diantara kebimbangan itu, teruslah mencari sampai kau yakin kompas dan peta yang kau pegang adalah yang paling benar.  Lalu jika kita salah memegang kompas dan peta bagaimana? Tidak apa, yang penting adalah terus mencari. Jika di pertengahan jalan kau menyadari kompas dam peta yang kau pegang salah, lalu temukanlah yang kau anggap benar dan langsung gunakanlah. Sejatinya kita tidak tau peta dan kompas mana yang benar, karena semuanya i...

Menunggu Dr. Tolhas

 Aku percaya bahwa karma itu ada walapun niat kita sama sekali tidak buruk. Lingkungan luar dengan berbagai macam atmosfernya, membuat hujan yang dirindukan para petani menjadi bencana bagi para penghuni kolong jembatan. Semua bergantung bagaimana kondisi kita saat itu, dan bagaimana pula sikap kita menerima hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi.  Terkadang kita tidak paham dengan kata yang tidak ada unsur selain keburukan, ternyata diterima orang lain dengan respon negatif. Seperti aku yang pernah berkata "disetir", lalu ada orang lain yang menerimanya sebagai inputan negatif.  Sebetulnya, aku cuma mau nulis kalo semisal terkadang kita mikir kenapa sih gini doang ko orang bisa sebegitu kesalnya? Atau kenapa sih orang bisa berlaku demikian? Intinya kita bertanya2 terhadap suatu hal. Nah nanti, semesta  dengan caranya sendiri akan membawa kita di posisi yang sebelumnya kita bertanya2 thd sikap seseorang.  Sedikit bercerita, dulu karena saking paniknya udah mau ...

Sudahkah kamu mengenal dirimu Awan?

Awan, masihkah terlintas dalam benakmu bahwa  menjadi bunga sakura di tengah ambisiusnya manusia Jepang itu lebih menyenangkan? Masihkah terasa luka melihat burung bisa terbang kemanapun ia suka ? Sedangkan kau, hanya bisa bergerak mengikuti laju angin. Masihkah kau belum menerima bahwa semesta menjadikanmu sebagai Awan? Sudahkah kamu mengenal dirimu Awan? Untuk apa kamu dijadikan? Kekuatan Apa yang semesta titipkan?  Semua hal diciptakan dengan kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Setiap hal punya peran dalam menciptakan kedamaian pada semesta. Hidup ini bukan tentang kamu dan mereka. Tapi tentang dirimu sendiri, tentang keistiqomahanmu pada Sang Semesta. Awan, Apa yang kamu cari? Kebahagiaankan? Sudahkah kamu definisikan kebahagiaanmu? Sudah pahamkah perbedaan senang dan bahagia? Sudah pahamkah hal apa saja yang bisa membuatmu bahagia?  Temukanlah, lalu kamu pada akhirnya akan sadar bahwa ia berada sangat dekat dibanding urat lehermu, Ia Tuhanmu. Ribuan kali kamu be...

Maju atau Mundur?

Ingin melangkah tapi rasanya kebimbangan menahan. Diam bukan berarti mengabaikan, hanya saja bingung haruskah kaki melangkah maju atau mundur. Atau adakah jurus lenyap?Tak ingin melangkah, karena akan semakin jauh tuk pulang. Kedamaian seperti jelas depan mata, tetapi tunggu, ekspektasi apa yang ia bawa? Akankah kekecewaaan menyapa? Akankah jiwa-jiwa yang bebas merasa terkungkung dalam kelapangan? Jika itu pilihan semesta, diamku tak membuatnya berbalik arah kan?